Setelah sebelumnya saya menceritakan daftar pementasan musik favorit yang pernah saya saksikan di Jogja, kali ini saya akan merekomendasikan pementasan musik favorit saya di YouTube. Kalau pada tulisan saya sebelumnya Anda hanya bisa mengawang-ngawang tentang apa yang terjadi di konser karena toh penjelasan saya juga tidak jelas-jelas amat, di tulisan ini Anda akan saya langsung tautkan dengan pementasan musik yang saya maksud. Dengan hararapan, penjelasan saya yang masih akan tetap mengawang-awang bisa diabaikan. Langsung saja tonton konsernya.
Sebagai budak disclaimer, saya harus menjelaskan beberapa hal (lagi) terlebih dahulu. Pertama, saya ingatkan sekali lagi bahwa rekomendasi ini bersifat subjektif dan sesuai selera saya saja. Kalau cocok ya syukur, kalau tidak ya sudah. Kedua, saya memilihkan pementasan musik yang tidak lekang oleh waktu, bagi saya tentu saja. Artinya, pementasan musik ini selalu memberikan dampak emosional yang sama pada diri saya meski pun sudah saya saksikan 29 kali. Ketiga, sampai pada paragraf ini dituliskan, saya belum menentukan daftar konser yang akan saya rekomendasikan. Saya akan kembali mengajak ingatan saya bekerja lebih keras tentang konser apa saja yang langsung muncul.
Terakhir, apabila Anda berencana mendengarkan rekomendasi ini, ada baiknya luangkan waktu satu hingga dua jam untuk mendengarkan dari awal sampai akhir menggunakan earphone atau speaker yang sedap. Ini konser, bukan live session atau showcase. Setiap transisi adalah pertunjukan juga. Saya paling sebal kalau ada orang nonton konser setengah-setengah.
Satu lagi! Saya buat hanya tiga buah rekomendasi saja per artikel, biar nanti saya bisa bikin yang banyak. Kalau start-up media independen begini harus pintar-pintar mengirit konten 🙁
Stevie Wonder Live at O2
This is one perfect concert. Mari kesampingkan kesempurnaan musikalitas Stevie Wonder dan musisi pendukungnya. Fokus saya justru dari setlist. Penyusunan urutan lagu di konser ini sangat enlightening buat saya. Praktis Abang Stevie menghajar penonton dengan tensi tinggi sampai lagu keempat. Penonton bahkan langsung panas sejak lagu kedua (“As If You Read My Mind”). Para musisi pendukung baru bisa bernafas ketika Abang Stevie melakukan gimmick talkbox setelah lagu nomor delapan. Nah, dari sini saya sering sekali mengadaptasi gaya abang Stevie dalam menyusun setlist. Saya pokoknya percaya kalau bermain dengan band berenergi besar, dua atau tiga lagu pertama paling cocok dihajar dengan lagu enerjik.
Penontonnya juga luar biasa. Energi yang diberikan di konser ini benar-benar nyampek banget bahkan hanya dilihat dari layar laptop. Gini dong kalau nonton konser!!!
Chris Botti Live at Boston
Konser ini sangat penting ditonton apabila teman-teman musisi ingin membuat konser yang mengundang banyak lakon pendukung. Di tiga lagu awal (dari total 18 lagu), Chris Botti belum memanggil satu pun musisi tamunya. Saya menganggapnya sebagai penegasan bahwa Mas Botti ingin membuat penonton sudah larut dalam konser sebelum ada warna lain yang masuk. Penonton pokoknya harus amazed dulu sama fondasi awal konser gitu. Hasilnya? Berhasil parah. Apalagi saat Mas Botti dan band memainkan When I Fall in Love versi mereka, yang membuat beliau super populer di tahun 2004. Dari situ, Mas Botti elevate everything dengan bertubi-tubi memanggil musisi tamu.
Dari konser ini, saya pribadi belajar tentang bagaimana mengonsep obrolan transisi lagu per lagu. Mas Botti adalah public speaker ulung. Rasanya, setiap kalimat transisinya mempunyai nilai yang sama dengan lagu-lagu yang dibawakannya. Bagaimana dia bercerita, melontarkan candaan, dan mengenang musisi: semuanya layak dengar.
Casiopea – Perfect Live II
Issei Noro dan Casiopea adalah alasan saya bermain gitar. Bukan, bukan karena kemampuan mereka yang selangit itu. Kuartet musik kebanggaan Jepang ini mengajarkan kepada saya, saat itu masih kelas 1 SMA, bahwa jangan pernah lupa untuk bersenang-senang dalam bermain musik. Di tengah kerumitan form dan sinkopasi lagu, mereka memainkannya dengan sangat… bahagia. Di antara begitu banyak konser Casiopea yang memukau, Perfect Live II adalah yang terbaik.
Punya daftar tandingan? Tuliskan!
Leave a Reply