Sebagai ajang penghargaan musik tahunan sejak 1985 (meski dengan nama lain), AMI Awards sukses menjadi barometer musik tanah air. Konon katanya, konon katanya, konon, konon (u sing u lose), artis yang memenangi AMI Awards harganya langsung naik ke langit ke-tujuh. Ini kata Om Dwiki Dharmawan loh yang saya dengar saat saya mengikuti Seminar Musikologi 2017 bersama Bekraf. Pokoknya kalau udah menang AMI Awards, sekali manggung bisa buat naik haji langsung. Tentu ini berlaku bagi yang beragama Islam. Kalau bukan islam, ya sekali manggung bisa buat naik… Duh ngapa jadi ngomongin agama!?
Pada kesempatan yang berbahagia ini. Saya berniat mengulik profil lagu-lagu yang pernah menang di kategori “Karya Produksi Terbaik-Terbaik” di AMI Awards. Proses mengulik ini kemudian akan saya jadikan landasan untuk melakukan prediksi pemenang kategori yang sama di tahun ini. Kenapa kok cuma kategori itu? Saya ini pengusaha, sibuk, tolong maklum.
Selain kesibukan saya yang paripurna tersebut, saya pikir nominasi ini salah satu yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga bisa saya jadikan contoh.
Pertama, mari kita bicara soal indikator yang akan saya pakai. Saya menyukai parameter yang dipakai The New York Times dalam mendeskripsikan lagu-lagu Summer hits di Amerika Serikat. Oleh karena saya suka, maka saya pakai saja. Terserah saya dong. Oke, jadi ada 5 indikator yang akan saya pakai:
Loudness, berarti rerata level volume suatu lagu.
Acousticness, berarti kemungkinan suatu lagu menggunakan instrumen akustik.
Danceability, berarti kekuatan dan reguleritas beat suatu lagu.
Energy, berarti seberapa enerjik suatu lagu.
Terakhir, valence, yang berarti seberapa riang suatu lagu.
Nah berikut mari simak pemenang karya produksi terbaik AMI Awards dari tahun 2008-2017 berdasarkan parameter tersebut. Angka-angka di bawah adalah hasil dari sebuah teknologi analisis audio yang didapatkan dari Spotify Web API (Application Program Interface), bernama Audio Features. Penjelasan bagaimana caranya kok bisa teknologi analisis audio tersebut menghasilkan angka-angka ini, bisa dibaca pada disertasi milik perancangnya: Tristan Jehan (2005). Baca sendiri ya, karena ini bukan kuliah. Jadi gampangnya, Spotify menyediakan akses untuk khalayak di mana ketika kamu mengetik ‘id’ dari lagu milik suatu artis tertentu, maka akan muncul angka yang mengestimasikan parameter-parameter tersebut.
No | Lagu | Tahun Menang | acousticness | valence | danceability | loudness | energy |
1 | Monokrom-Tulus | 2017 | 0.571 | 0.519 | 0.534 | -9.389 | 0.463 |
2 | Raisa-Kali Kedua | 2016 | 0.828 | 0.301 | 0.515 | -6.94 | 0.497 |
3 | Jangan Cintai Aku Apa Adanya-Tulus | 2015 | 0.908 | 0.387 | 0.498 | -10.363 | 0.34 |
4 | Lumpuhkanlah Ingatanku-Geisha | 2014 | 0.842 | 0.221 | 0.564 | -6.843 | 0.332 |
5 | Separuh Aku-Noah | 2013 | 0.0992 | 0.716 | 0.547 | -5.153 | 0.752 |
6 | Rindu-Agnes Monica | 2012 | 0.707 | 0.144 | 0.47 | -7.488 | 0.458 |
7 | Pelan-pelan Saja-Kotak | 2011 | 0.452 | 0.279 | 0.624 | -7.634 | 0.351 |
8 | Jangan Menyerah-d’Masiv | 2010 | 0.412 | 0.419 | 0.558 | -5.826 | 0.628 |
9 | Laskar Pelangi- Nidji | 2009 | 0.314 | 0.512 | 0.554 | -10.052 | 0.476 |
10 | Andai Kutahu-Ungu | 2008 | 0.0128 | 0.279 | 0.505 | -3.815 | 0.778 |
Sekarang mari kita lihat nominasi kategori produksi terbaik di AMI Awards tahun ini:
1 | Fake Optics-Ardito Pramono | Nominee | 0.865 | 0.243 | 0.51 | -11.773 | 0.313 |
2 | Film Favorit- | Nominee | 0.00548 | 0.628 | 0.525 | -4.74 | 0.801 |
3 | Teduhnya Wanita-Raisa | Nominee | 0.695 | 0.361 | 0.403 | -6.836 | 0.573 |
4 | Money Honey-Dipha | Nominee | 0.231 | 0.561 | 0.713 | -10.575 | 0.643 |
5 | Jangan-Marion Jola | Nominee | 0.205 | 0.758 | 0.416 | -5.283 | 0.673 |
Gimana bingung gak? Ya kalo bingung pegangan tiang, jangan pegangin istri orang. Sekarang mari kita lihat apa yang bisa disimpulkan dari data ini.
Jika dilihat dari profil lagu masing-masing pemenang, di 10 tahun terakhir terdapat beberapa persamaan profil. Misal di tahun 2009 dan 2010, Lagu “Laskar Pelangi” dan “Jangan Menyerah” yang terpilih sebagai pemenang memiliki profil yang tidak jauh berbeda pada parameter acousticness, valence dan danceability. Kemudian, pemenang di tahun 2011, 2012 dan 2014 (“Rindu” milik Agnez Mo, “Pelan-Pelan Saja” milik Kotak, dan “Lumpuhkanlah Ingatanku” milik Geisha) dengan sendu-sendu nya mampu menyabet penghargaan kategori bergengsi ini. Kesenduan tiga lagu tersebut dapat terukur pada parameter valence yang cenderung rendah. Raisa juga menyabet gelar ini di tahun 2016 dengan hits “Kali Kedua” miliknya. Waktu itu Raisa belum hamil. Ok nice info, gan.
Pada tahun 2015 & 2017, Tulus berhasil menyabet gelar ini dengan lagu “Jangan Cintai Aku Apa Adanya” dan “Monokrom”. Kedua lagu tersebut juga menunjukkan similaritas profil yang merepresentasikan musik khas ala Tulus.
Sistem kurasi karya hingga bisa mendapatkan nominasi di kategori AMI Awards sih sudah cukup fair ya mengacu pada info yang kami kutip. Jadi harapannya yang masuk nominasi memang layak untuk disebut paling tidak Karya Produksi Terbaik dari yang baik. Lengkapnya begini, jen
Jika dilihat dari nominasi kategori Karya Produksi Terbaik-Terbaik di AMI Awards 2018. Profil lagu “Jangan” dari artis naik daun fenomenal Marion Jola dan “Money Honey” dari Dipha Barus si DJ syariah ft. Monica, tentunya menjadi oase jika dibandingkan dengan profil lagu pemenang-pemenang sebelumnya. Sementara “Film Favorit” milik SO7 memiliki similaritas dengan pemenang di tahun 2013 yang disabet oleh Noah dengan “Separuh Aku”nya. Terakhir, lagu “Fake Optics” dari penyanyi ganteng Arditho Pramono dan “Teduhnya Wanita” dari Raisa Daud yang menawan walau sedang mengandung, secara umum cenderung memiliki similaritas dengan profil lagu pemenang di 3 tahun terakhir.
NAH loh? Kira-kira gimana nih jen, netijen? Siapa yaa yang bakal menang di kategori Karya Produksi Terbaik-Terbaik AMI Awards 2018 menurut kamu? Kalo menurut saya, dari kacamata intuitif (padahal gak pake kacamata), bisa jadi “Film Favorit” akan menyabet gelar ini. Tapi, “Teduhnya Wanita” memiliki kans yang lebih besar apabila melihat similaritas profil pemenang di beberapa tahun ke belakang. Kemudian, apabila “Jangan” milik Marion Jola atau “Money Honey” milik Dipha Barus berhasil menyabetnya (yang juga menurut saya sangat mungkin), siap-siap beberapa tahun ke depan pergeseran profil pemenang kategori ini bisa saja terjadi.
Tapi balik lagi, saya tahu apa sih? Hehe,
Leave a Reply